Thursday 5 November 2015

jaringan hewan dan jaringan tumbuhan

JARINGAN HEWAN dan TUMBUHAN

artikel ini sayabuat untuk membantu pelajar dalam proses belajar

3.1   JARINGAN HEWAN

Ditinjau dari susunan kimiaanya jaringan tubuh manusia terdiri dari atas air 65 – 70%, protein 10%, lipid 10 – 15%, karbohidrat 10%, dan zat anorganik 5%.

Pada saat perkembangan embrio, jaringan muda (germ layers) berdeferensi dan spesialisasi menjadi empat macam jaringan utama. Berdasarkan fungsinya dan struktur jaringan tubuh dikelompokan menjadi empat macam jaringan dasar yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

3.1.1        Jaringan Epitel

Istilah epitheliuem berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele atau penting. Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, istilah epitel tidak terbatas pada kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi tidak dugunakan untuk kelenjar. (Joko Waluyo, 2006: 34-35).

Jaringan epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. Jaringan ini membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi ini mencerminkan kenyataan bahwa epitel selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan rongga atau ruang. Epitelium juga berfungsi dalam mengangkut bahan-bahan dari jaringan dan ke rongga yang dipisahkannya. Epitel kolumner pada saluran pencernaan mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam intestin dan juga menyerap produk akhir pencernaan makanan dari padanya. Semua kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi dengan epitelium. Epitelium juga melapisi tabung air dan dan rongga paru-paru. (Kimball. 1992:245).

Sifat – sifat umum jaringan epitel

            Jaringan epitel merupakan lapisan pembungkus dan pelapis, lepas dari tebal atau funginya, mempunyai beberapa sifat yang umum sebagai berikut.

  1. Sel – selnya mempunya bentuk yang agak teratur dan tidak bayak mempunyai proses protoplasma yang luas. Lembaran- lembaran epitel kebanyakan menempel erat satu sama lain.
  2. Antara sel – selnya terdapat sedikit kerangka struktural (bahan ekstraseluler atau matriks).
  3. Jaringan epitel tidak mempunyai persendian dari pembuluh darah dan harus diberi persendian makanan melalui difusi dari lapisan – lapisan kapiler yang ada di bawahnya.
  4. Jaringan – jaringan epitel terikat erat pada jaringan konektif yang terletak di bawahnya oleh selaput tipis yang disebut lamina basal atau membran dasar.
  5. Jaringan epitel dapat diamati pada waktu sewaktu mitosis, dan bila mitosis ini terjadi menandakan adanya pembaruan sel.
Fungsi umum jaringan epitel

Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi – fungsi ini mencerminkan bahwa epitel selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan rongga atau ruang.

Fungsi umum jaringan epitel yaitu sebagai berikut.

  1. Proteksi atau perlindungan, karena epitel melapisi permukaan dan luar tubuh.
  2. Absorbs, misalnya epitel yang membatasi permukaan dalam usus selain berfungsi perlindungan juga berperan dalam proses penyerapan hasil – hasil percernaan makanan yang bekerja secara selektif.
  3. Lubrikasi, sebagian besar saluran – saluran dalam tubuh perukaannya harus tetap basah sehingga epitel yang menutupi harus mampu menghasilkan cairan tertentu. Misalnya, epitel yang melapisi vagina tidak memiliki kelenjar.
  4. Sekretoris, dalam hal ini epitel tersebut sebagai kalenjar. ( Joko Waluyo, 2006: 34-38 )
Berdasarkan strukturnya jaringan epitel dibagi menjadi tiga macam yaitu :
  • Epitel pipih : Berbentuk seperti lapisan pipih, nukleusnya bulat dan terletak ditengah.

  • Epitel batang (silindris) : Berbentuk seperti batang, nukleusnya bulat dan terletak di dasar sel.

  • Epitel kubus : Berbentuk seperti kubus, nukleusnya bulat dan terletak ditengah. (D.A Pratiwi. Dkk. 2007:39)

Macam – macam jaringan epitel

Jaringan epitel mempunyai bermacam -  macam lapisan, yakni sebagai berikut: epitel selapis, epitel berlapis, epitel transi-sional, dan epitel kelenjar.

  1. a.      Epitel selapis
Epitel selapis mempunyai berbagai bentuk, yakni sebagai berikut.

  1. Epitel selapis gepeng (epitel skuamosa)
Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam satu lapisan. Proses difusi berlangsung bebas melintasi membrane pelapis organ, seperti jantung, pembuluh darah, alveoli paru dan pembuluh limfe. Epitel selapis gepeng ini terdapat pada pembuluh darah dan selaput rongga tubuh, alveolus paru, dinding luar kapsup Bowman dalam ginjal, dan selaput gendang telinga.

1. Epitel selapis kubus
             Epitel selapis kubus adalah selapis sel – sel yang tinggi dan lebarnya sama. Epitel ini khas terdapat dimana terjadi transport ion, misalnya pada tubulus ginjal, kelenjar keringat, selaput luar ovarium, saluran kemih, saluran kelamin jantan, kelenjar prostat, dan lain – lain saluran dalam tubuh. Epitel ini juga melapisi pleksus koroid – empat kelompok kapilar di dinding vertikel otak yang membantu menghasilkan cairan serebropinal (CSF). Epitel ini membentuk tubulus ginjal dan terdapat pada beberapa kelenjar. Epitel ini aktif bersekresi, absorbsi, dan ekskresi.

2.  Epitel selapis silindris
             Epitel ini melapisi saluran cerna dan terdiri atas campuran sel, ada yang mengabsorpsi produk percernaan dan yang lain mengsekresi mucus (sel globet). Epitel ini terdiri atas sael absorptive dan sel goblet membungkus pembatas usus halus dan usus besar. Epitel ini di temukan pada saluran kelenjar, kandung empedu, dan duktus papilaritas di system urinarius.

3.  Epitel selapis silindris bersilia
            Epitel elapis silindris ada yang bersilia, yaitu juluran halus sitoplasma dari permukaan lumen. Silia dapat melakukan gerakan bergelombang ke satu arah. Epitel ini melapisi tuba uterine dan sebagian besar saluran napas. Di tuba epitel mendurong telur ke arah uterus dan laruran napas mendorong mukus ke arah tenggorok.

  1. b.      Epitel berlapis
Epitel ini terdiri atas beberapa lapis sel, diberi nama sesuai bentuk sel pada lapisan paling atasnya.

  1. Epitel berlapis gepeng
Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis, pada potongan tegak lurus dengan permukaan terlihat berbagai bentuk sel yang menyusunnya. Tebal dan jumlah selnya dalam tiap zona dari epitel berlapis gepeng bervariasi dari satu tempat dalam tubuh ke tempat lainnya. Bentuk selnya macam – macam, dari kolumner sampai gepeng. Bentuk gepeng hanyalah dilihat sel – sel yang terletek di lapisan permukaan, sedangkan sel – sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel – sel yang terletak paling basal berbentuk kubus atau silindris melekat pada membrane basalis. Di atas sel – sel silindris ini terdapat laipasan sel yang membentuk polyhedral yang makin mendekati permukaan makin memipih.

Epitel jenis ini dibedakan menjadi dua macm, yaitu sebagai berikut.

a)      Epitel berlapis gepeng tanpa tanduk pada permukaan basah, seperti melapisi rongga mulut, farings, esophagus, dan vagina.

b)      Epitel berlapis gepeng dengan lapis tanduk pada permukaan kering, missal kuku, kulit, dan rambut. Lapisan permukaan terdiri atas sel – sel yang mati yang mengandung keratin.

  1. Epitel berlapis kubus
Epitel berlapis yang terdiri atas sel – sel permukaan yang berbentuk kubus. Jenis epitel ini tidak terlalu banyak ditemukan di dalam tubuh, misalnya ductus excretarius parotis dan dinding anthrum folliculi ovarii.

  1. Epitel silindris bertingkat (epitel silindris berlapis semu)
Epitel silindris bertingkat adalah selapis sel – sel yang di dalamnya terdapat semua sel – sel, bersandar pada membrane basalis tapi hanya beberapa mencapai permukaan apical epitel.

Epitel silindris bertingkat banyak pada system reproduksi pria, yakni epitel lumen epididimis, vas deferens, kelenjar prostat, vesikula seminalis, dan uretra pars prostatika.

Epitel jenis ini mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel yang berukuran tinggi sehingga epitel ini disebut epitel silindri bertingkat bersilia. Epitel jenis terakhir ini terdapat pada trachea, bronchus besar, dan ductus deferens.

  1. Epitel transisional
Epitel transisional merupakan bentuk sel – sel perantaraan e[pitel gepeng dan epitel kubus. Bentuk sel – sel lonjong atau kubus menggepeng, terdiri atas beberapa lapis sel saja.

Epitel ini ditemukan pada kaliks minor, kaliks mayor, pelvis renis, ureter, kandung kemih, dan bagian proksimal eretra. Epitel transisional pada kandung kemih mengalami perubahan morfolihgik yang reversible selama peregangan kandung kemih dan pengeluaran kemih.

Sel – sel paling basal dari epitel ini berbentuk kubus atau silindris. Pada lapisan sel di atasnya terdiri atas sel – sel yang benbentuk polidedral, sedang lapisan atasnya terdiri atas sel – sel yang berbentuk labu atau bola lampu dengan bagian bulat menuju ke arah permukaan. Sel – sel ini bentuknya menyesuaikan dengan bentuk sel permukaan yang dapat berubah. Sel lapisan teratas berbentuk cembung dan berukuran besar mirip paying tanpa tungkai, sehingga dinamakan sel paying.

  1.   Epitel kenjar
Kelompok sel epitel tertentu disebut kelenjar dan menghasilkan secret khusus. Kelenjar yang mencurahkan isinya ke permukaan epitel, langsung atau melalui saluran disebut kelenjar eksokrin. Kelompok sel epitel lain terpisah dari permukaan epitel dan mencurahkan sekretnya ke dalam darah dan limfe, disebut kelenjar endokrin; sekretnya disebut hormon. ( Joko Waluyo, 2006: 38-43).

3.1.2     Jaringan Ikat

Jaringan ikat sering disebut jaringan penyokong atau penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat ini tidak berhimpit rapat, tetapi berpencar-pencar dan jika berhubungan, hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang disebut matriks. Bentuk sel-sel jaringan ikat ini tidak teratur, sitoplasma bergranula dan inti selnya mengelembung. Ada beberapa jenis sel-sel jaringan ikat yaitu, fibroblas, makrofag, sel tiang, sel lemak dan berbagai jenis sel darah putih. Jaringan ikat dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat (Albert, 1994:125)

Fungsi jaringan ikat

Jaringan ikat memiliki fungsi sebagai berikut.

  1. Melekatnya suatu jaringan ke jaringan yang lain.
  2. Menyalut berbagai saluran dan rongga.
  3. Menyalurkan atau mengangkut bahan dari suatu jaringan.
  4. Mengisi rongga dan celah.
  5. Menghasilkan bahan penangkal (imunitas).
  6. Menunjang alat dan tubuh.
  7. Pelindung alat lunak.
  8. Cadangan air, elektrolit mineral, dan energi (lemak)
Macam – macam jaringan ikat

  1. Jaringan ikat padat
Mempunyai matrik yang banyak mengandung serat kolagen. Jarinagan ini membentuk tendon sebagai pelekatan otot dengan tulang, dan ligamen sebagai tempat persendian tulang dengan tulang. Mempunyai lebih banyak serat – serat per unit volume dari pada jaringan ikat longgar dan dibagi menjadi teratur dan tidak teratur berdasarkan letak serat ekstraseluluer dalam jaringan ikat ini mempunyai komponen seluler yang relatif sedikit dan dalam komponen fobrosa yang dominan, sel – selnya terutama terdiri atas fibroblast ( sel pembentuk serabut). Misalnya urat, mengandung serabut kolagen yang searah. Terdapat pada dermis, tunica submucosa saluran pencernaan.

  1. Jaringan ikat longgar
Substansi antar sel bersifat semi-olid (mirip agar-agar) dengan fibroblas, yang dipisahkan oleh serat – serat kolagen dan elastin. Ditemukan di seluruh tubuh seperti di bawah kulit, diantaranya otot, penyokong pembuluh darah dan saraf, saluran cerna penyokong sel sekresi kelenjar. Sel – selnya jarang dengan zat antar sel yang mengandung serabut – serabut kolagen dan serabut elastik. Terdapat pada dermis, subcutis (bawah kulit), lapisan serosa selaput peritonium (rongga perut), dan pleura (rongga dada).

  1. Jaringan masenkim
Merupakan jaringan ikat embrional dengan sel – sel yang berbentuk buntang dan zat interseluler yang amorf. Jaringan ini belum mengalami deferensiasi, masih dapat tumbuh manjadi bermacam – macam jaringan ikat lain.

Jaringan masenkim semula terdapat sebagai pengisi antar lapisan endoderm dan eksoderm dalam embrio. Jaringan banyak berkembang menjadi jaringa dasar dewasa khususnya menjadi jaringan pengikat, sehingga pada tempat – tempat perkembangan jaringan tersebut walaupun sudah bukan embrio lagi masih dapat dijumpai jaringan masenkim.

  1. Jaringan lemak
Jaringan ini terutama terdiri atas sel lemak dalam matriks jaringan longgar. Ada dua jenis jaringan lemak, yaitu yang putih dan yang cokelat. Jaringan lemak putih merupakan 20 – 25% dari berat badan seorang dewasa nornal. Lemak putih terdapat di bawah kulit, di antara otot dan lain – lain. Jaringan lemak cokelat hanya terdapat sedikit pada manusia, antara lain interskapula. Jaringan lemak ini tidak menghasilkan energi seperti yang putih melalui panas.

  1. Jaringan elastis
Jaringan ini dapat direnggangkan. Matriks tersusun dari serat elastin. Di temukan dalam organ yang dapat berubah bentuknya seperti dinding pembuluh.

  1. Tulang
Tulang merupakan jaringan ikat yang kaku, keras, dengan serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks. Jaringan ini paling keras dalam tubuh dan terdiri atas air 20%, zat organi 30 – 40%, zat anorganik 40 – 50%. Terdapat dua jenis tulang yaitu tulang kompak dan tulang spons.Tulang berupa jaringan yang sangat keras, karena zat antar selnya mengandung kalium fosfat. Didalam matriks sel tulang terdapat kalium yang dapat bergerak dan diserap oleh darah. Hal ini merupakan peran penting tulang dalam homeostatis kadar kalsium dalam darah.

  1. Jaringan rawan
Jaringan ini jauh lebih kuat. Selnya tidak seberapa banyak di dalam matriks yang mengandung serat kolagen dan elastin, zat interselulernya padat dan keras disebut matriks. Sel – selnya kondasit, yang terletak di dalam rongga – rongga yang disebut lacuna. Tardapat tiga tulang rawan, yakni tulang rawan hialin (ditemukan di permukaan sendi, ujung iga, larings, trakea dan bronkus), tulang rawan elastis (ditemukan di epliglotis dan daun telinga), dan fribrokartilago (ditemukan di diskus invertebrali, tepian tulang sendi panggul dan bahu, dan ligamen antar tulang).

  1. Darah
Biasanya dimasukan kedalam kelompok jaringan ikat. Zat ini antar selnya berupa cairan disebut plasma darah. Plasma darah mengandung zat – zat terlarut, berupat zat anorganik misalnya ion – ion karbonat, fosfat, natrium, klorida dan lain – lain; dan zat – zat organik, misalnya protein, asam amino, glukosa, hormon dan lain – lain. Darah ini berfungsi utama dalam transport substansi dari suatu bagian tubuh ke bagian yang lain, selainitu darah juga berperan dalam sistem kekebalan. Ada tiga macam sel darah, yakni eritrosit, leukosit,dan trombosit.

3.1.2        Jaringan Otot

Sel otot disebut juga serat-serat otot. Serat otot mengandung filamen (benang) aktin dan miosin yang merupakan protein kontraktil yang memungkinkan otot memendek dan memanjang. Fungsi otot adalah sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur dengan inti tampak jelas batasnya dan miofibril. Miofibril tersusun atas protein kontraktil yang terdapat di sepanjang sel dan tampak jelas pada otot rangka dan otot jantung. Batas antara sel otot terlihat jelas karena adanya sarkolema. Sarkolema adalah lapisan membran yang mengelilingi sel otot.

Jaringan otot, jaringan ini sebagian besar terdiri atas sel-sel yan berbentuk serabut-serabut dengan ukuran panjang bervariasi. Dapat dikatakan tidak mengandung matriks. Sel-sel tersusun dalam berkas-berkas yang dibungkus jaringan pengikat. Jaringan otot mempunyai daya kerut yang cukup tinggi, panjangnya dapat menyusut sampai separuh atau sepertiga panjang normal. Jaringan otot terbagi atas otot serat lintang, otot polos, otot jantung.

Tersusun atas sel-sel otot. Mempunyai sifat kontraktibilitas dan relaksibilitas. Berdasarkan struktur penyusunnya dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Otot Polos

Bekerja lamban tidak di bawah pengaruh otak.

b. Otot Jantung

Merupkan otot khusus penyusun organ jantung. Keistimewaanya adalah bekerja tidak di bawah pengaruh otak namun dapat berkontraksi secara ritmis dan terus menerus.

c. Otot lurik

Berkontraksi cepat tetapi tidak mampu bekerja dalam waktu yang lama. Otot lurik bekerja di bawah pengaruh otak dan melekat pada rangka tubuh sehingga sering disebut sebagai otot rangka. ( Joko Waluyo, 2006: 44-51).

3.1.3        Jaringan saraf

 

Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran sitoplasma yang panjang. Selain disusun oleh neuron, sel saraf juga disusun oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat. Sel saraf terletak menyebar di seluruh tubuh hewan. Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. ( Lim. 1998:132 ).

Pada jaringan saraf, bagian – bagian yang terlihat adalah inti sel, zat kapur, granular, membran sel dan ujung saraf. Seperti yang sudah diketahui bahwa otak merupakan sel saraf pusat sedangkan bagian dalam yang berwarna putitih karena banyak mengandung dendrite dan akson. Seperti yang telah ada pada teori dasarnya bahwa , sel saraf pusat disusun oleh neuron dan neuroglia. Neuron merupakan perantara komunikasi otak dan tubuh. Rangsangan akan melewati neuron sebelum mencapai saraf pusat. Rangsangan secara spontan dibangkitkan di otak dan di salurkan ke organ tubuh n(efektor) lewat saraf tepi.

3.2        JARINGAN TUMBUHAN

Jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat digolong – golongkan berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari jaringan tersebut. Berdasarkan umurnya, jaringan digolongkan menjadi jaringan muda yang masih bersifat bisa membelah diri dan bisa berkembang menjadi bermacam – macam jaringan. Karena sifatnya ini, jaringan muda disebut jaringan meristem. Selain jaringan meristem pada tubuh tumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini mempunyai bentuk yang bermacam – macam sesuai letak dan fungsinya.

Berdasarkan komposisinya, jaringan pada tumbuhan dibedakaqn menjadi jaringan sederhana yang terdiri atas satu acam sel (misalnya jaringan parenkim dan jaringan kolenkim) dan jaringan majemuk yang terdiri atas lebih dari satu macam sel (misalnya jaringan pelinding dan pengangkut).

Berdasarkan fungsinya, jaringan tumbuhan dapat digolongkan menjadi jaringan dasar, jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penguat dan jaringan sekretori. Jaringan – jaringan tersebut bersama jaringan yang lain menyusun satu organ pada tumbuhan. Organ vegetative pada tumbuhan terdiri atas akar, batang, dan daun.

Daun merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Secara anatomi, daun lazimnya terdiri atas jaringan epidermis atas maupun bawah permukaan daun. Jaringan ini berfungsi sebagai pelindung. Pada jaringan epidermis umumnya terdapat stomata atau sel – sel lain yang merupakan derivat dari jaringan epidermis. Jaringan daun terdiri atas jaringan klorenkim dan jaringan bekas pengangkut. Jaringan klorenkim mempunyai dua bentuk yaitu yang berbentuk panjang – panjang dan tersusun rapat disebut jaringan palisade atau jaringan pagar. Sedangkan yang bentuknya tidak beraturan, tersusun kurang rapat dan mempunyai banyak ruang antar sel disebut sebagai jaringan spons atau jaringan bunga karang.

Batang yang merupakan sumbu utama tumbuhan secara anatomi terdiri atas jaringan epidermis atau jaringan gabus di bagian terluar, disusul oleh jaringan korteks pada bagian lebih dalam dan jaringan berkas poengankut. Selain itu, terdapat jaringan penguat yang letakna bervariasi menurut jenis tumbuhannya.

Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai pengangkut air dan mineral dari dalam tanah. Secara anatomi, penampang melintang akar pada dikotil terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut, yang pada saat muda tersusun secara radial. Karena fungsinya sebagai pengangkut air dan mineral dari lingkungan ke sel – sel tumbuhan, maka epidermis sebagai jaringan terluar di beberapa tempat mengalami modifikasi menjadi bulu – bulu akar. (Tim Dosen Pembina.2012:7).

Untuk melakukan proses-proses hidup pada tumbuhan terdapat bermacam macam sel yang masing masing mempunyai fungsi tertentu. Beberapa macam sel pada tumbuhan adalah sebagai berikut;

  1. Sel Parenkim
Sel parenkim berdinding tipis, membentuk jaringan parenkim yang merupakan jaringan dasar pembentuk kortex dan empulur pada batang serta kortex pada akar.

  1. Sel Kolenkim
Sel kolenkim serupa dengan sel parenkim tetapi berdinding tebal terutama pada sudut sudutnya. Membentuk jaringan kolenkim , terutama pada daerah kortex.

  1. Sel Epidermis
Sel epidermis berdinding tebal ( penebalan primer ). Membentuk jaringan epidermis yang merupakan jaringan pelindung. Pada beberapa sel, epidermis dapat bermodifikasi menjadi stomata, rambut dan kelenjar.

  1. Sel Sklerenkim
Sel skelerenkim mengalami penebalan skunder. Membentuk jaringgan sklerenkim dan menurut bentuknya sklerenkim dapat dibedakan menjadi dua yaitu

  1. Sklereid ( sel berukuran pendek, bercabang atau tidak bercabang )
  2. Serat ( sel berukuran panjang dan berujung runcing )
  3. Trakeid
Selnya berujung meruncing dan ada penebalan dinding. Merupakan bagian dari xilem ( ikatan pembuluh ) pada tumbuhan kayu.

  1. Trakea
Selnya berpenebalan dinding dan berderet memanjang sejajar sumbu tubuh. Dinding ujung masing masing sel berlubang sehingga merupakan suatu saluran.

  1. Pembuluh Tapis
Terdiri atas suatu deretan memanjang dari sel sel yang memiliki dinding ujung yang berpori halus.

Trakeid dan trakea merupakan bagian dari xilem ( kayu ). Sedangkan pembuluh tapis merupakan bagian dari floem ( kulit kayu ). Xilem dan floem membentuk ikatan pembuluh. (Ratnaningsih dkk.1999:19).

Jaringan pada tumbuhan tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan bersama jaringan lain untuk membentuk suatu organ. Organ pada tumbuhan tinggi berupa akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.

  1. Akar (radiks)
Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar yang ditutupi tudung akar (kaliptra) di mana pada dinding sel sebelah luarnya berlendir untuk memudahkan menembus tanah.

Fungsi akar :

  1. Menyerap air dan zat makanan
  2. Memperkokoh berdirinya batang
  3. Menyimpan cadangan makanan
  4. Alat perkembangbiakan vegetative
  5.  bernafas (akar nafas)
Sistem perakaran :

  1. Akar serabut, pada monokotil
  2. Akar tunggang, pada dikotil
Struktur akar :

  1. Struktur luar :
    1. Rambut akar, merupakan perluasan sel epidermis akar dan berfungsi memperluas daerah penye-rapan mineral dan air.
    2. Tudung akar (kaliptra), melindungi sel-sel meristem di ujung akar 
    3. Struktur dalam :
      1. Epidermis, sel berdinding tipis, tersusun rapat, tetapi mudah dilalui air. Sebagian selnya mengalami modifikasi menjadi bulu-bulu akar untuk memperluas bidang penyerapan. Dinding sel tidak dilapisi kutikula. 
      2. Korteks, letaknya disebelah dalam epidermis, tersusun atas beberapa lapis sel yang tidak teratur dan banyak ruang antar sel yang penting untuk pertukaran udara. 
      3. Endodermis, merupakan lapisan pemisah antara kortek dengan stele. Dinding selnya mengalami penebalan gabus (suberin) yang membentuk rangkaian pita yang disebut pita kaspari.
      4. Stele (silinder pusat), merupakan bagian terdalam dari akar yang terdiri atas jaringan ; Perisikel/ perikambium, berkas pengangkut (vaskuler) dan jaringan parenkim.
2.    Batang (caulis)

Fungsi :

  1. Alat transportasi zat makanan dari akar ke daun dan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh.
  2. Alat perkembangbiakan vegetatif
  3. Alat penyimpan bahan makanan cadangan
  4. Tempat tumbuhnya daun, bunga dan buah
  5. Batang dikotil, tersusun atas jaringan :
    1. Epidermis
    2. Korteks (kulit pertama)
    3. Stele (silinder pusat), terdapat :
      1. Perisikel/ perikambium
      2. Perkas pengangkutan
      3. Empulur
      4. Batang monokotil, tersusun atas jaringan :
        1. Epidermis
        2. Korteks
        3. Stele
Batas antara korteks  dengan stele tidak jelas. Setiap berkas pengangkut dilindungi oleh sarung skleremkim.

3. Daun (folium)

Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami modifikasi. Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting untuk fotosintesis.

Fungsi :

  1. Sebagai tempat fotosintesi
  2. Sebagai alat penguapan (evaporasi)
  3. Sebagai tempat menyimpan bahan makanan
  4. Sebagai alat perkembangbiakan vegetatif
Organ daun tersusun atas jaringan epidermis, parenkim dan berkas pengangkut.

  1. Epidermis
    1. Berfungsi melindungi jaringan di bawahnya
    2. Terdapat lapisan kutikula (lilin)
    3. Sebagian mengalami modifikasi menjadi sel penutup pada stomata yang berfungsi untuk pertukaran gas dan uap air
    4. Tidak mengandung kloroplas, kecuali pada sel penutup
    5. Parenkim.
Terdapat 2 macam parenkim, yaitu parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons (bunga karang) yang keduanya membentuk daging daun (mesofil).

Jaringan palisade berbentuk tiang, tersusun rapat dan biasanya terdapat pada bagian atas daun. Daun yang memiliki dua lapis jaringan palisade pada kedua permukaan disebut daun isobilateral.

Jaringan bunga karang tersusun atas sel-sel yang tidak teratur dan terdapat rongga udara antar sel. Rongga tersebut berfungsi untuk pertukaran gas. Banyak mengandung klorofil dan merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis

c.    Berkas pengangkut.

  1. Terdiri atas xylem dan floem
  2. Terdapat pada tulang-tulang daun yang merupakan lanjutan dari ranting atau batang.
  3. Berkas pengangkut akan berakhir pada celah kecil pada ujung atau tepi daun disebut hidatoda.
Masing-masing organ muda pada tumbuhan monokotil dan dikotil, yaitu daun, batang dan akar, memiliki tiga system jaringan, yaitu jaringan dermal, System jaringan pembuluh, dan system jaringan dasar. Masing-masing jaringan tersebut sambung-menyambung diseluruh tubuh tumbuhan. (Campbell. 2003:170).
jaringan hewan dan tumbuhan sebenarnya sama hanya ada perbedaan sedikit

0 comments:

Post a Comment